Kamis, 28 April 2016

Sepenggal Isi Hatiku, Semoga Kamu Mengerti

"Aku paham, hakikat memperbaiki diri dan memantaskan diri. Menyelesaikan urusan dengan diri sendiri, barulah ada ruang untuk orang lain."

Ini semua bukan sekedar soal perjuangan, tapi juga kesiapan. Sudah siapkah kamu untuk mempercayakan hidupmu padaku ? Sudah siapkah kamu untuk berjuang bersamaku ? Sudah siapkah kamu untuk berjalan berdampingan denganku ? Aku tau betul isi hatimu, masih banyak hal yang ingin kamu lakukan, banyak hal yang ingin kamu pelajari. Hal-hal yang katamu tidak bisa kamu lakukan dengan keberadaanku.

Seandainya kamu yang menanyakan hal itu, bahkan selama aku bersamamu kamu sudah tau jawabannya. Berkali-kali aku sudah katakan padamu, aku mau mendampingimu untuk berjuang bahkan saat kondisi terburukmu. Aku mau terus memperbaiki diriku agar bisa menjadi pendamai hatimu. Aku mau berjalan berdampingan denganmu, bahkan rela menunggu dan menuntunmu. Karena aku masih memiliki harapan, aku percaya suatu saat kamu akan mampu menuntun jalanmu sendiri.

Tapi aku mengerti, aku sungguh paham keadaanmu. Kamu belum sekuat itu untuk membagi fokusmu dengan hal-hal lain. Kamu belum selihai itu membagi waktu untuk berbagai pekerjaanmu. Jadi tidak masalah kalau hari ini aku harus berjuang sendirian, aku cukup mampu melakukan itu. Lepaskanlah, jalani hidupmu yang mungkin lebih baik tanpa diriku. Aku sungguh peduli padamu, lakukanlah apa yang menurutmu baik untukmu. Setulus itu aku padamu, bahkan bukan aku lagi yang menjadi fokusku, kamu.

Berhentilah mengenang waktu yang lalu, semua itu hanya akan menghambat langkahmu. Jangan sampai keputusan yang kamu buat ini tidak berdampak apapun dalam hidupmu. Aku tau, tidak mudah untukmu membuat keputusan ini.

Ikhlaskanlah, lepaskanlah. Ini semua sudah menjadi keputusanmu. Sebagaimana aku mengikhlaskan semuanya, memaafkan semuanya. Aku dan dirimu sama-sama berhak untuk mendapat kedamaian.

Sayang, janganlah kamu mengharapkan yang sudah berlalu, berharaplah yang terbaik untukmu. Taukah kamu ? Bahkan mereka yang sudah merencanakan janji suci pun bisa diputus jalannya begitu saja oleh Tuhan. Apalah kita yang masih bermain dengan api asmara.

Suatu saat, jika memang Tuhan menghendaki, bisa jadi kita akan dipertemukan kembali. Pada waktu, tempat, dan kondisi yang paling tepat. Saat dirimu dan diriku sudah sama-sama selesai dengan urusan masing-masing. Saat dirimu sudah lebih mampu mengemban tanggungjawab di pundakmu. Saat aku sudah lebih bijaksana memandang kehidupan. Bersabarlah.

Tapi jika Tuhan tidak berkenan, akan ada orang lain yang mampu mengisi hari-harimu ataupun hari-hariku. Mohonlah yang terbaik, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untukmu. Siapapun itu, apapun itu.

Jadi, kembalilah pada tujuanmu. Mulailah melangkah dan iringilah dengan rasa syukur. Ingatlah untuk selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidupmu. Semua itu sudah digariskan oleh Tuhan, pemilik skenario terbaik. Aku mendo'akanmu, semoga kita senantiasa menjadi orang yang beruntung. Tersenyum dan berbahagialah, jalanmu masih panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar