Sabtu, 30 April 2016

Tentang Berbahagia

Tidak mengapa kalau hari ini harus menangis, tapi pastikan besok air mata itu sudah harus terseka. Syukurilah tiap bulir air mata yang jatuh itu, Tuhan masih mengijinkan untuk merasakan kesedihan. Tapi besok, mulailah berbahagia. Terlalu banyak hal yang luput untuk disyukuri.

Mengapa manusia bersedih dan murung ? Sedangkan dirinya menyadari bahwa segala sesuatunya sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Suka atau tidak suka, ridho atau tidak ridho, tetap akan terjadi. Apa sebabnya kamu bersedih ? Kehilangan jabatan ? Kehilangan keluarga ? Kehilangan harta ? Kehilangan sahabat ? Kehilangan cinta ? Bukankah kamu tau saat ada 'selamat datang' pasti akan ada 'selamat tinggal', entah dengan cara yang bagaimana. Di dunia ini terlalu banyak hal yang fana dan tidak ada yang kekal.

Tidak mengapa sedih sebentar, toh itulah yang hatimu rasakan, tidak bisa ditolak. Tapi jangan berlarut-larut dalam kesedihan, banyak hal yang patut kita syukuri. Tuhanmu sudah menjanjikan, akan datang sesuatu yang lebih baik bagi mereka yang bersabar.

Mungkin hari ini kita gagal untuk bertahan pada kedudukan tertentu, percayalah Tuhan akan menggantinya dengan kedudukan yang lebih baik untukmu. Mungkin juga hari ini kita kita gagal mempertahankan cinta, percayalah Tuhan sudah menyiapkan cinta yang terbaik untukmu bila waktunya sudah tepat. Mungkin hari ini kita ditinggalkan selamanya oleh keluarga terkasih, percayalah Tuhan telah menyiapkan tempat terbaik untuk mereka, do'akanlah mereka selalu. Bersyukur dan bersabarlah, semoga kamu lebih mudah untuk berbahagia.

Iliya Abu Madhi berkata :
Wahai yang mengadu, tidak ada penyakit bagimu. Bagaimana kamu akan makan jika dalam keadaan sakit.
Bagi satu jiwa, sejelek-jeleknya taman di muka bumi adalah kala ia meninggal sebelum melakukan perjalanan panjang.
Engkau melihat duri dalam bunga indah, dan tidak melihat embun diatas mahkota bunga.
Yaitu beban kehidupan yang berat, bagi orang yang berpikir bahwa kehidupan itu beban yang berat.
Dan demi dirinya tidak dapat melihat keindahan. Dia tidak dapat merasakan keindahan dalam sesuatu yang ada.
Nikmatilah waktu pagi selama engkau bersamanya, jangan khawatir sang pagi pergi sebelum ia benar-benar pergi.
Jika kesedihan menaungi kepalamu, maka sedikitlah memikirkannya agar tidak terasa.
Anda akan menemukan hakekatnya seperti burung Rawabi, dimana ia berlindung dibawah naungan yang tidak diketahui.
Kamu tidak dapat melihatnya dan kebun milik dirinya, dia menjadikannya seperti area pentas dan bernyanyi.
(La Tahzan for Women)

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)." (QS. Al Baqarah [2] : 214).

Tegarkanlah dirimu. Kita tidak akan bertemu fajar tanpa melewati malam. Sepanjang apapun malam itu, pastilah akan tetap terbit fajar. Jangan berputus asa, karena putus asa akan mengeruhkan perasaan. Genggamlah erat harapan, karena dapat memudahkan kesulitan.

Ubahlah sedikit caramu memandang kehidupan, banyak sekali hal-hal positif yang dapat kita rasakan. Saat kamu merasa dunia begitu tak adil, lihatlah bagaimana seorang kakek tua menjajakan asongan agar dapat membeli sekilo beras untuk keluarganya, sedangkan kamu hanya tinggal siap di meja makan. Syukurilah hal yang telah Tuhan tetapkan untukmu. Sekecil apapun hal itu, se sepele apapun itu. Kamu akan lebih merasa damai dan lebih mudah berbahagia.

Bahagia itu bukan karena apa yang diberikan orang lain. Bahagia itu kita sendiri yang ciptakan. Bagiku, bahagia itu sesederhana melihat senyum tulus kedua orangtuaku, sesederhana melakukan kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain, sesederhana melihat tumbuhnya harapan di hatimu,  sesederhana mengikhlaskan dan memaafkan masa lalu. Jangan terlalu tinggi mematok level bahagia. Hidupmu terlalu singkat untuk memilah-milah kebahagiaan. Tegar dan janganlah berputus asa, jalanmu masih panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar